Onion Club - Onion Head - Onion-kun

24 Maret 2011

Untitled (Part1)

Diposting oleh Hanifa Vidya Rizanti di 05.56
Jarum panjang menunjuk pada angka dua belas dan jarum pendek menunjuk pada angka lima ketika Adit baru saja membuka mata, dan secara refleks sepasang mata cokelatnya melirik pada jam dinding bulatnya.

Sudah shubuh, pikirnya.

Sambil mengerjapkan mata, ia melempar selimutnya ke sisi lain ranjang dan beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Seusai menunaikan kewajiban dua rakaatnya, Adit merasa ada yang aneh dengannya.

Sejak kapan seorang Adit bangun di pagi buta seperti ini hanya untuk... sholat?


Seperti kurang kerjaan saja, memutus tidur walau ia bisa meneruskannya!

Setidaknya sudah 6 bulan Adit seperti ini. Tidak hanya bangun di pagi buta, ia juga menghentikan pekerjaannya ketika mentari berada tepat tegak lurus di atas kepalanya, hanya untuk sholat dzuhur. Dan seusai sholat magrib, tangannya menarik dan membuka Al-Qur'an yang 6 bulan lalu masih berdebu di atas lemarinya, tanpa disuruh.

Sabrina...

Empat tahun lalu, mana bisa Adit mengira bahwa seluruh hidupnya selama 22 tahun akan berubah dalam sekejap mata hanya karena seorang gadis yang sama sekali tidak masuk kriteria gadis impiannya. Empat tahun lalu, mana bisa Adit mengira bahwa menyia-nyiakan dan menyakiti hati Sabrina adalah kesalahan terbesar yang dilakukannya sepanjang 22 tahun ini.

Dan kini, dua minggu yang lalu, ayah Sabrina-lah yang menolak cinta Adit kepada Sabrina. Saat itu, saat Adit mengutarakan keinginannya untuk menikahi Sabrina, satu jawaban singkat dari bibir ayah Sabrina membuat pikirannya benar-benar kosong.

"Nak Adit, Sabrina akan menikah 3 minggu lagi, dengan laki-laki yang sudah saya pilihkan..."

Saat itu, Adit hanya menjawab, "Semoga menjadi keluarga sakinah," dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.

Pikiran Adit menerawang kembali pada masa empat tahun yang lalu. Bagaimana bisa Adit tak mengacuhkan gadis itu hanya karena gadis itu sama sekali bukan tipenya? Bagaimana bisa Adit menyepelekan Sabrina hanya karena gadis itu begitu berbeda dengan gadis-gadis lain?

Ya, Sabrina memang begitu berbeda. Ketika gadis lain berbangga hati menampakkan mahkota kepala mereka dengan berbagai gaya, Sabrina memilih untuk menutupinya dengan jilbab. Ketika gadis lain mengenakan jilbab dengan berbagai gaya yang membuat jilbab menjadi tidak sesuai syar'i, Sabrina memilih untuk menjulurkan jilbabnya hingga menutupi dada. Bahkan, ia memilih untuk mengenakan pakaian yang panjang dan longgar yang tidak menyesakkan tubuhnya.

Ketika gadis lain menghabiskan waktu luang dan hari libur mereka dengan pesta pora yang hanya memuaskan nafsu sesaat yang sesat, Sabrina memilih untuk tinggal di rumah, berkumpul bersama keluarganya, atau silaturahmi ke rumah-rumah saudaranya bersama keluarga, atau yang paling sering (dan yang paling Adit lihat) gadis itu bercengkrama dengan teman-temannya sesama muslimah di masjid untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur'an, pendalaman Islam dan diselingi dengan tanya-jawab.

Ketika gadis lain mengejar cinta Adit karena laki-laki itu memiliki fisik yang nyaris sempurna, kecerdasan luar biasa, serta harta yang berlimpah, seharusnya saat itu Adit sadar bahwa Sabrina memberikan cintanya pada Adit dengan tulus, semata-mata ingin mengantar Adit kepada kebahagiaan yang tidak bersifat sementara seperti yang ditawarkan gadis-gadis lain.

Adit tak berhenti meruntuki dirinya yang dahulu sama sekali tidak merasa bodoh telah menyia-nyiakan mutiara yang diberikan Allah kepadanya.

Adit membenci dirinya yang empat tahun silam memilih Karla sebagai kekasih. Adit terjerat oleh jaring kecantikan serta keanggunan yang ditebarkan Karla. Tapi Adit saja tidak cukup bagi Karla. Betapa mudahnya perempuan itu mencari laki-laki selain Adit, yang akhirnya Adit tahu bahwa Karla tengah mengandung bayi dari laki-laki itu, namun digugurkannya.

Berpacaran dengan Karla adalah salah satu kesalahan terbesar Adit. Tidak, lebih tepatnya, BERPACARAN adalah salah satu kesalahan terbesarnya. Sejak SMP, entah sudah berapa gadis yang singgah di hatinya. Entah sudah berapa gadis yang dikencaninya. Entah sudah berapa gadis yang ia tolak, tetapi tidak ada gadis yang mampu menolak pesonanya.

Dan Sabrina, adalah gadis yang mencintainya bukan untuk berpacaran...

* * *

( .. bersambung .. )

0 komentar:

Posting Komentar

 

VINIVIDIVIVI Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez