Onion Club - Onion Head - Onion-kun

16 Desember 2012

Hijab... Wakarimashita!

Diposting oleh Hanifa Vidya Rizanti di 06.27
Bismillaahirrahmaanirrahiim, semoga akhwat-akhwat yang membaca ini bisa lebih mantap hatinya untuk berhijab syar'i. As usual, this is my own experience.

Dulu, aku selalu berpikir, "Kenapa ya, Mbak-mbak itu mau pakai gamis panjang, kerudungnya lebar banget, pakai kaus kaki kemana-mana, gayanya juga gak neko-neko? Padahal kan banyak tuh, gaya berhijab lebih modis, biar lebih cantik. Kalo berpakaian gitu kan jadi nggak keliatan cantik."

Aku termasuk perempuan yang senang terlihat cantik di mata orang lain. Gak bermaksud narsis, sejak SMA, aku termasuk anak cewek yang cantik dan manis, lho. Tentu aja ini orang-orang yang bilang, bukan aku. :p

Berkerudung pun nggak bisa menghalangi aku untuk tampil cantik, sempurna di mata orang-orang. Kan bagus tuh, udah cantik, manis, (keliatan) shalihah lagi! Banyak gaya berkerudung dan berjilbab sudah pernah aku coba. Kerudung paris, belit sana, belit sini, bros sana, bros sini, baju baby doll, celana legging, celana pensil, penghapus pulpen...

Uwih, pokoke musti ayu sak ayu-ayune!

Masuk kuliah, aku pingin lebih cantik lagi. Gak mau dong, kalah sama anak Jawa! Orang bilang, perempuan Kalimantan itu cantik-cantik. Ya, aku harus tunjukkan aku perempuan Kalimantan yang cantik! Akhirnya, macem-macem gaya dicoba lagi.

Semester 2 akhir, mau masuk semester 3, aku mulai capek. Bukan capek jadi orang cantik, tapi capek berusaha tampil cantik di depan semua orang. Masalahnya, fashion mode ini cepet banget berubahnya seiring jaman. Tau-tau udah gak jaman lagi model kerudung belit-belit kayak biasanya. Sekarang modelnya belit yang lebih ribet, dan tentunya harus keluar duit lagi untuk fashion mode baru itu. Sampai sini, aku nggak yakin aku masih mau terus mengikuti perkembangan fashion mode.

Saat itu aku putuskan: Semester 3, aku harus punya gaya berpakaian sendiri! Gaya berpakaian yang menunjukkan siapa aku, yang nggak terinterferensi oleh fashion mode yang setiap bulan berubah. Gaya berpakaian yang mau dipakai sekarang atau 50 tahun lagi ku masih akan tetap mencintaimu..~ *lah?

Ya maksudnya, gaya berpakaian yang dipakai selamanya pun, aku tetap bakalan keliatan cantik.

Pertama-tama, aku harus pakai rok! Ya, biar beda. Mbak-mbak hijaber lain bisa bergaya pakai legging atau celana pensil, aku pilih harus pakai rok. Waktu itu jujur, alasannya bukan karena rok lebih syar'i daripada celana, tapi memang menurutku pakai rok lebih anggun daripada pakai celana. :D

Semester 3 itu juga, semua celana jins dan legging, aku buang ke Bontang. Aku cuma punya rok. Ekstrem? Ya, sepertinya teman-teman merasa aku begitu. Maklum, emblem 'Teknik' masih melekat di fakultasku, yang kemudian secara tidak sadar muncul kebiasaan bahwa cewek Teknik itu normalnya pakai celana, bukan rok. Padahal, rok nggak kaitan sama fakultas, toh?

Waktu berjalan, setelah cukup lama aku pakai rok, metamorfosis kedua muncul. Karena bawahanku sudah rok longgar, nggak bagus kalau atasannya ngepas atau pendek. Kerudung juga nggak boleh disampirkan atau dibelit-belit lagi. Kalau bawahan sudah longgar menutup lekuk tubuh, masak iya bentuk tubuh atas masih dikelihatanin? Percuma dong!

Kedua, aku menyeimbangkan penampilan atas dan bawah. Baju nggak boleh ketat dan pendek (minimalku se panggul), kerudung paris harus nutup dada!

Sampai sini, aku belum puas. Setelah proses pembiasaan yang cukup panjang, aku terbiasa pakai kaus kaki kemana-mana. Kemana-mana, biarpun cuma beli bakso di depan kos. Sekali lagi, waktu itu bukan demi alasan syar'i. Aku cuma pingin kakiku putih, gak belang~ :3

Tapi begitu tahu (dan memang aku baru tahu) pakai kaus kaki itu lebih syar'i karena menjaga kaki supaya nggak kelihatan kalau roknya tersingkap, yaa... Alhamdulillah deh, udah biasa. Nggak perlu belajar lagi. :'D

Puas? Belum. Suatu hari aku nemu checklist berikut dari twitter:


Poin 1, 2, 4, 6 insya Allah, bismillah, aku simpulkan sudah ada pada diriku saat ini. Poin 5 I'm not really sure, tapi insya Allah, selalu aku usahakan untuk tidak Tabarruj. Poin 7, 8, wallahu a'lam. Semoga sudah. :')

Yang jadi pertanyaan, poin 3? Apakah kerudung paris yang biasa aku pakai itu sudah cukup tebal? Rasanya masih nerawang. Bukan rasanya lagi, ya emang semua kerudung paris beneran nerawang, apalagi paris kw biasa -_____-

Solusinya: klik di sini! :D

Pada akhirnya, aku juga mengubah kerudung paris yang biasa hanya aku gunakan selembar, jadi dua lembar, supaya lebih panjang dan nggak nerawang. *emang uang kertas diterawang?*

Sampai suatu hari, setelah sebulan lebih menerapkan seluruh metamorfosisku, aku mematut diri di kaca kamar. Ya ampun!

AKU SUDAH GAK SECANTIK DULU!

Tanpa semua fashion mode yang benar-benar aku tinggalkan sekarang, asli, aku biasa banget. Aku nggak cantik, sangat biasa, tapi tetep manis banget (?) *oke jangan lempar sendal ya* :))

Yaa, hilang sudah aku yang dulu cantik, ayu, dan manis. Semuanya sudah ketutup kerudung dan jilbab. Sudah nggak ada lagi pujian-pujian seperti, "Vi, kamu kok cantik sih, kalo jalan mesti orang-orang pada noleh.", atau "Vi, ajarin dandan kayak kamu dong!", atau, "Vi, baju-bajumu lucu. Beli di mana?".

Ah, sudahlah. Memang sudah nggak ada lagi orang yang memuji aku cantik. Tapi aku puas. Aku lebih dari puas. Berusaha tampil cantik di mata Allah ternyata jauh lebih mudah daripada berusaha cantik di mata manusia. Tampil cantik di mata Allah nggak perlu fashion mode yang aneh-aneh. Cukup syar'i dan sederhana. Semakin sederhana, semakin cantik bagi Allah.

Lagipula, bukannya aku nggak cantik, kok. Masih di depan kaca, aku melepas kerudung. Rambutku masih hitam, ikal, dan tergerai panjang. Mataku selalu bulat dan besar. Bibirku tetap tipis dan bagus. Aku tersenyum.

Sekali lagi tanpa bermaksud narsis, saat melihat bayanganku di kaca, aku berucap syukur pada Allah, hampir menangis. Aku masih cantik. Aku masih sangat cantik. Hanya saja, saat ini dan seterusnya akan berbeda. Aku memilih untuk menyembunyikan kecantikan ini dari siapapun yang bukan mahramku.

Aku termangu. Jadi, inilah jawaban dari Allah atas pertanyaanku sejak dulu.

"Bukannya tidak cantik, atau tidak bisa tampil cantik di mata orang-orang. Hanya saja, Mbak-mbak itu, memilih untuk menyembunyikan kecantikan mereka yang sesungguhnya. Tahukah kamu, hai orang-orang yang mencela mereka, bahwa sesungguhnya mereka jauh lebih cantik dari yang bisa kalian bayangkan?"




0 komentar:

Posting Komentar

 

VINIVIDIVIVI Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez