Para pembaca yang budiman... *preketek! ::bata::
Ya, judul posting kali ini begitu membuat homo... eh, parno, terutama buat kaum Hawa. Iya, aku juga parno sendiri mbaca judul yang kuketik sendiri. Tapi gimana lagi, judul yang menarik adalah prinsip yang harus selalu dipegang oleh seorang penulis, terutama penulisbau kaki seperti aku.
Dulu pas masa-masa SMP-SMA, aku pikir pergaulan bebas itu cuma ada di kotak ajaib, alias tipi. Mulai dari yang tawuran antargeng (geng motor, geng mobil, geng-mbel (?)), mabok-mabokan (bukan mabok darat loh, itu mah aku),
Ya, judul posting kali ini begitu membuat homo... eh, parno, terutama buat kaum Hawa. Iya, aku juga parno sendiri mbaca judul yang kuketik sendiri. Tapi gimana lagi, judul yang menarik adalah prinsip yang harus selalu dipegang oleh seorang penulis, terutama penulis
Dulu pas masa-masa SMP-SMA, aku pikir pergaulan bebas itu cuma ada di kotak ajaib, alias tipi. Mulai dari yang tawuran antargeng (geng motor, geng mobil, geng-mbel (?)), mabok-mabokan (bukan mabok darat loh, itu mah aku),