Onion Club - Onion Head - Onion-kun

16 Oktober 2012

CURCOL DI ANTARA REVISI

Diposting oleh Hanifa Vidya Rizanti di 22.24
Assalamualaykum, halo pembaca :D


Sepatutnya hari ini aku mbenerin proposal skripsi yang masih banyak cacat sana-sini, tapi yaa gimana namanya manusia, fitrahnya punya rasa males.. *alesan ae! Tampar, TAMPAR!!

Jadi mungkin aku pingin cuap-cuap di blog ini lagi. Sebenernya ngomong di blog itu kayak ngomong sendiri, gak tau ada yang mbaca apa nggak, ‘kan? Tapi kok ada aja orang ngeblog? Yang pasti, orang ngeblog itu mau menyampaikan sesuatu, entah untuk banyak orang, untuk sekelompok orang, atau satu orang *sebut saja #nomention :p

Hari ini cuap-cuap SKRIPSI aja mungkin, ehem.

peringatan: Yang semester atas, yang lagi ngambil SKRIPSI, yang lagi galau SKRIPSI karena buntu, yang belum nemu judul, yang sensitif sama the S word  ini, silakan close tab.



Kemudian, nggak ada orang tersisa yang mbaca tulisan ini. Yaudah sih, masa’ harus ngemis-ngemis,


Kembali ke skripsi. Memang, buat yang masih semester satu-dua-tiga  belum ngerasain mbuat skripsi. Aku juga belum, sih, belum semuanya. Beberapa yang udah aku rasain, ditelpon Mama-Papa yang selalu nanya dengan polos,

“MBAK, SKRIPSIMU SAMPE MANA?”

Pengen jawab, “Udah di Malang, Mah,” tapi gak tega. Akhirnya dijawab juga dengan minder, malu, takut, sambil jongkok di pojokan kamar maen tanah. Baru sadar, selama ini di kamarku nggak ada tanah.

“Belum seminar proposal, Mah, Pah, masih revisi...”

Kemudian, aku yakin Mama-Papa di seberang pulau sana tersenyum.

“Ya ndak papa, pelan-pelan. Semester depan kalo belum selesai, mbayar lagi ada uang kok,”

Klik. Telpon ditutup. Aku balik ke ranjang. Tiba-tiba mewek bombay. Terharu. Iler di bantal nyampur sama air mata. #yeyek


Itulah orang tua. Sejak aku kuliah, semester satu, aku sudah dipercaya. Uang selalu dikasih langsung untuk satu semester. Nggak pernah tuh, akhir bulan aku menderita gara-gara ATM kosong. Ortu percaya aku bisa ngatur keuangan sendiri. Kan udah gede. Padahal yaa, kadang-kadang beli baju, jilbab, tas, sepatu juga. Nakal pokoke aku iki!

Begitu juga skripsi. Mungkin karena SD-SMP-SMA dulu aku *ehem, alhamdulillah* lumayan pinter, apalagi Matematika yang notabene berkaitan erat sama IT, ortu berpikir ‘ah gampang aja kalo buat mbak Vivi mah’.

Padahal, enggak juga. Matematika itu cuma masalah bagaimana memahami algoritma yang digunakan. Logic-nya. Paham sih, gampang. Tapi yang namanya kendala pasti ada. Entah di pengkodeannya (coding) atau penulisan skripsinya itu sendiri.

Aku sendiri masalahnya adalah di penulisan itu. Sumpah ya kalo nulis cerpen atau novel entah kenapa ini jari kayaknya gerak sendiri. Nulis blog juga gitu. Giliran SKRIPSI? Jangan ditanya. Baru proposal (ulangi: PROPOSAL) revisi sudah berlembar-lembar.


Ada nggak sih, jasa penulisan skripsi? Coding, program, dan algoritma aku deh, hahaha! #desperate

Anyway, biarpun ortu bilang begitu, aku selalu mau buru-buru. Kenapa? Aku kurang setuju sama pendapat yang bilang, “Kuliah santai aja, alon-alon asal kelakon (pelan-pelan asal dapat ilmunya, red), main-main dulu sebelum kerja,”

Ada beberapa alasan:
  1. Kecuali kamu sudah kerja atau dapat beasiswa penuh, yang kamu pake selama ini adalah uang orang tua! Kasihanlah sama orang tua. Mereka semakin tua. Adik-adik (kalo punya adik kayak aku) belum selesai sekolah. Apalagi kalau orang tua sudah pensiun. Kata orang, butuh 100 juta untuk mencetak satu orang sarjana. Kalo bisa mengurangi 100 juta itu, kenapa enggak?
  2. Kata siapa kalo ngebut gak kelakon? Karena ngebut itu, kita memaksa diri memahami semua yang dibutuhkan untuk tugas akhir, alias SKRIPSI. Dalam kuliahpun, kita nggak dipaksa memahami semuanya. Pasti punya konsentrasi, atau bidang keahlian sendiri-sendiri. Kuasailah dengan baik bidang keahlian kita. Kamu tidak harus bisa semuanya.
  3. Kata siapa kalo kerja nggak bisa main-main? Walaupun aku belum kerja *ehem*banyak kok orang kerja yang sempat main-main, kecuali kerja sebagai Telkomsel Veronica yang harus stand by sebagai operator. Btw, Telkomsel Veronica bukannya mesin, ya?
  4. Ini adalah salah satu kalimat favoritku, dari seorang dosen yang sebenernya aku nggak begitu suka:
    “Teman Anda lulus 4 tahun dengan IPK 3.00 dan sekarang sudah memiliki pengalaman kerja satu tahun. Anda lulus 5 tahun dengan IPK 3.50 dan belum memiliki pengalaman kerja. Jika Anda dan teman Anda melamar pekerjaan pada saat yang sama, perusahaan yang sama, posisi yang sama, teman Anda akan lebih dipertimbangkan daripada Anda.”
  5. Aku sumpek di kampus, tambah penuh.

Ini pemikiranku aja, sih. Kalau ada anak pengusaha yang bakal mewarisi usaha ayahnya tujuh turunan mau protes, monggo. Aku dilahirkan di keluarga biasa, sih, nggak paham rasanya jadi anak pengusaha. Maap ya. :p

Kembali ke SKRIPSI, aku harus nyelesaikan revisian (lagi). Males pake banget, tapi deadline dua hari lagi jadi harus maksa diri. Karena males itulah, aku mau SKRIPSI ini cepat berakhir.

Yeah! Hidup mahasiswa-nggak-abadi!


Wassalamualaykum wr wb.

nb: in case ada yang tanya kenapa di post ini banyak meme, FYI, sudah setahun lebih ini aku 9gager. :p


2 komentar:

Anonim mengatakan...

udah.. ndang dikerjakan skripsinya...!! hahaha :P

Anonim mengatakan...

ya kesimpulannya, skripsi itu emang sesuatu :p

Posting Komentar

 

VINIVIDIVIVI Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez